DFD (Data Flow Diagram)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan rahmat-Nyalah saya akhirnya bisa menyelesaikan tugas membuat blogger yang berjudul DFD (Data flow Diagram) ini dengan baik tepat pada waktunya.
Blog ini dibuat oleh berbagai observasi dan beberapa bantuan dari pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan blog ini. Oleh karena itu, saya selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam membuat blog ini.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan blog ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk membangun semangat saya untuk memperbaiki halaman yang jauh dari sempurna ini. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak.
Tegal, 16 November 2022
Data Flow Diagram atau biasa disingkat DFD adalah ilustrasi alur sebuah program yang banyak digunakan untuk memudahkan para pengembang aplikasi dalam proses pembuatan suatu sistem informasi. DFD memberikan gambaran visual tentang siapa saja yang akan terlibat dalam program tersebut dari awal hingga akhir.
Pengertian DFD
Apa itu DFD? DFD adalah gambaran alur informasi dari pemrosesan input sampai ke output pada suatu sistem. DFD digunakan karena banyak alur kerja yang lebih sulit digambarkan dengan deskripsi kata dan akan lebih efektif bila menggunakan diagram.
Pada proses software development, DFD adalah alat untuk menjabarkan dan menganalisis lebih dalam sebuah sistem informasi. Analisis inilah yang kemudian diserahkan kepada programmer guna membuat coding.
Penggunaan DFD atau (Data Flow Diagram) banyak digunakan untuk membantu para pengembang aplikasi, khususnya dalam proses pembuatan sebuah sistem informasi. DFD ini pertama kali dipopulerkan oleh Larry Constantine dan Ed Yourdon pada tahun 1970.
Diagram tersebut juga pertama kali ditulis dalam teks klasik mengenai SADT (Stuctured Analysis and Design Technique). Notasi di dalam data flow diagram juga mengacu pada teori grafik yang pada awalnya digunakan untuk memodelkan alur kerja sebuah organisasi.
Fungsi DFD
1. Menggambarkan suatu sistem
Fungsi DFD adalah menggambarkan suatu sistem sebagai satu kesatuan yang saling terkait. Dalam sistem tersebut kita dapat melihat berbagai komponen DFD dengan sifat saling terkait pada alur kerja.
Informasi dari DFD inilah yang memberikan insight mengenai proses dan progress kerja terutama dalam pengembangan perangkat lunak.
2. Menyampaikan rancangan sistem
Dalam satu sistem kerja, tidak hanya diperlukan komponen DFD, tetapi juga perancangan general pada masa mendatang. Oleh sebab itu, menyampaikan rancangan secara visual melalui DFD adalah penting karena bukan hanya pihak internal yang harus bisa memahami rancangan kerja, tetapi juga pihak ketiga seperti klien.
3. Merancang model
Berikutnya fungsi DFD adalah sebagai media perancangan model yang sistematis. Dalam hal perancangan model, kamu dapat memilih beberapa alur kerja untuk di-highlight guna memberi penekanan akan prioritas atau urgensi alur tersebut.
Jenis DFD
1. DFD level 0
DFD level 0 atau biasa disebut diagram konteks adalah diagram paling dasar yang memberi gambaran interaksi dengan pihak eksternal. Untuk keperluan tertentu, setiap informasi dari DFD level 0 tidak berkorelasi terhadap basis data pada data store.
2. DFD level 1
Sesuai dengan penamaannya, DFD level 1 adalah proses penjabaran informasi setelah melewati DFD level 0. Informasi pada DFD level 1 dirancang untuk lebih mudah dimengerti, sehingga informasi dipecah-pecah menjadi unit lebih kecil.
3. DFD level 2
Pada beberapa alur kerja, sebuah tim akan membuat DFD level 2 hanya jika diperlukan deskripsi lebih detail dari proses DFD level 1. Dapat dikatakan bahwa tidak semua sistem memiliki DFD level 2.
Cara membuat DFD
1. Kelola basis data
Pertama, cara membuat DFD adalah memastikan bahwa semua informasi yang ada dalam data store telah siap diproses untuk memproduksi output.
2. Tentukan jumlah masukan dan keluaran
Sebuah proses DFD biasanya memiliki setidaknya satu output dan satu input. Identifikasikan input dan output yang termasuk ke dalam DFD level 0 hingga DFD level 2, sehingga semua proses dapat terpetakan secara jelas.
3. Hubungkan pada data store
Data store harus dihubungkan dengan masukan dan keluaran masing-masing satu unit agar informasi terekam pada basis data.
4. Output sesuai proses
Alur kerja pada flowchart selanjutnya harus melalui beberapa rangkaian proses dan menghasilkan output sesuai dengan peruntukannya.
Bagaimana Sob, setelah membaca ulasan di atas, makin paham kan apa itu DFD? Semoga artikel ini bermanfaat ya, terutama untuk kamu yang memang berkecimpung dalam dunia IT maupun programming.
Komentar
Posting Komentar